Things I Do For You
Gugup.
Satu kata yang penuh arti; menggerogoti sekujur tubuh Jeongguk, termasuk kepala dan dadanya.
Rasanya sudah tidak terhitung berapa kali Jeongguk merapalkan kata-kata “I can do this, I can do this” sejak ia memberitahukan rencananya pada Jimin; jauh sebelum tiba-tiba ingin memberi satu surprise lainnya untuk Taehyung.
Ide Jeongguk yang sudah ia bawa ke mana-mana; menempel didasar otaknya sejak Taehyung hari itu mengucapkan tiga kata yang selama ini ingin ia dengar.
“I love you.”
Lucu memang, bahwa Jeongguk seperti memiliki urgensi untuk mendengar tiga kata tersebut keluar dari mulut Taehyung; yang sebenarnya, selama ini ia tahu, bahwa istilah 'action speaks louder than words' benar adanya.
Jeongguk menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Coret.
Ia mentertawai dirinya sendiri.
Bodohnya lo ini, Jeon. Kenapa harus denger Taehyung bilang sayang sama lo, kalau sebenernya selama ini lo sendiri udah ngerasain, batinnya dalam hati.
—
Pertama, setelah merasakan euforia yang sangat menakjubkan—ya, menurut dirinya sendiri seperti itu—saat mendengar Taehyung mengucapkan tiga kata magis di dalam pelukannya waktu itu, Jeongguk seperti mendengar telinganya mendengungkan letupan kembang api dari dalam kepala dan hatinya.
Yang kedua adalah memberitahu Mama; yang Taehyung sama sekali tidak tahu, bahwa malam itu, Jeongguk menceritakan panjang lebar pada Mama dan meminta izin.
“Ma, Jeongguk... kayaknya mau ngasih Taehyung surprise, deh.” kata anak bungsu keluarga Jeon itu sambil menyantap Gamjatang yang dimasak oleh Mama; masakan khas beliau yang juga merupakan favorit Jeongguk.
Mama Jeon yang sedang menonton drama korea—yang menurut Jeongguk entah sudah berapa kali diulang-ulang hingga ia bosan—hanya menoleh dari balik sofa dan menatapnya teduh.
“Hmm? Kamu mau bikin surprise apa buat Taeby? Kayak yang bisa aja. Kamu, 'kan, paling ngga tahan kalau disuruh keeping secret kayak gitu.” Mama Jeon menanggapi sambil menyesap hot latte yang dibuat oleh Jeongguk; khusus untuk sang Mama.
Jeongguk yang mendengar hanya memutar kedua bola matanya sambil tertawa garing. Ia hampir tersedak karenanya—Mama Jeon yang melihatnya hanya melirik sambil mentertawai tingkah anaknya.
“Mam, could you please, like... support me or something? Jeongguk malah jadi takut ketauan Taeby, nih!” keluh Jeongguk sambil bercanda.
Mama Jeon memencet tombol 'pause' pada remote dan beranjak dari duduknya. Beliau menghampiri anaknya dan menarik kursi meja makan di samping Jeongguk duduk.
“Okay, calm down, young man.” kata Mama sambil mengelus punggung Jeongguk. “Emangnya, kamu mau ngasih surprise apa buat Taeby? Bukannya kamu bilang, dia ngga suka kalau dikasih surprise gitu?”
Jeongguk ingat dan tahu betul; betapa sahabatnya itu akan mengeluh jika mengetahui Jeongguk menyembunyikan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya.
Pasalnya, Taehyung pernah satu kali memergoki Jeongguk menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya saat ia menghampiri sahabatnya itu di kelasnya. Jeongguk terlihat pucat, dan setelah beberapa kali membujuk namun tidak berhasil, Taehyung ngambek selama dua jam.
Yang menurut Jeongguk, dua jam terasa seperti dua hari.
Menyadarkan diri dari lamunan, Jeongguk meletakkan sendok dan garpunya di piring dan menoleh kearah Mamanya.
“Nah, Mam, justru itu, Taehyung pasti suka... dan karena, ya... Jeongguk minta tolong dibantuin sama Jimin dan Hoseok sih.
“Not a big one, cuman surprise mau nyanyi dua lagu favorit kita berdua di penutupan acara. Terus, mau nyanyiin satu lagu lagi buat Taehyung, a la a la mau nembak gitu loh Ma—”
“What? Kamu serius?!” tanya Mama Jeon heboh, memotong kalimat anaknya.
Mengernyit, Jeongguk hanya membalas dengan santai, “Yes, I /am/ serious. Emang kenapa, Mam?”
Mama Jeon yang terheran melihat anak bungsunya menjawab dengan santai, langsung mencubit kedua pipi anaknya dan berkata,
“He /is/ going to cry mess, Jeon Jeongguk!”
—
Malam ini adalah pertama kalinya Jeongguk 'menunjukkan' dirinya di depan ratusan siswa sekolahnya secara 'terang-terangan'. Hanya ada Jeongguk dan beberapa kru dari TXT yang bersedia 'dipinjam' olehnya—berkat Jimin dan Hoseok yang langsung memperbolehkan Jeongguk saat memberitahu rencananya beberapa waktu lalu.
Entah apa yang ada di pikiran Jeongguk saat waktu itu memutuskan akan memberikan surprise untuk Taehyung di depan banyak orang seperti ini.
Ia sendiri tahu bahwa sejak dulu, ia tidak ingin orang-orang 'mengetahui'nya. Pun sebenarnya hal ini sangat kontradiktif bila dikaitkan dengan dirinya yang menjadi ketua klub ini dan itu di sekolah.
Namun Jeongguk ingin memanfaatkan momen yang tepat; entah, ia ingin keluar dari 'comfort zone' nya dengan melakukan ini untuk Taehyung. Dan hanya Taehyung.
Things I do for him, batinnya.
But in a very, very, very positive way.
Jeongguk memilih kedua lagu yang ia nyanyikan bukan sekedar memilih. Ia tahu bahwa kedua lagu ini adalah lagu favorit Taehyung yang sudah bertengger didalam playlist mereka—ya, Jeongguk dan Taehyung memiliki sharing playlist—selama dua tahun silam.
Warm On A Cold Night—lagu kesukaan Taehyung dan Jeongguk sedari awal lagu tersebut dirilis oleh HONNE—yang membuat mereka rela memantau akun Instagram salah satu festival musik ternama; jauh hari dengan memasang notifikasi pada handphone mereka berdua.
Sore itu, setahun lalu, Taehyung yang sedang merebahkan tubuhnya santai di tempat tidur Jeongguk; menggeser-geser layar handphone-nya dengan malas, tiba-tiba berteriak histeris sambil mengenjak-enjakkan tubuhnya diatas kasur, lalu turun ke lantai—masih dengan teriakan yang sama—membuyarkan fokus Jeongguk yang sedang bermain game di meja belajarnya.
“Ggukie—! Ggukie, Ggukie, Ggukie!! Liat! Ih, liat aku dulu!” rengek Taehyung sambil melompat-lompat kecil dan mengarahkan handphone-nya kearah wajah Jeongguk.
Sahabatnya itu hanya mendengus malas sambil melepas headphone yang terpasang rapat pada kedua telinganya.
“Apa sih, Tae? Ampun deh, untung kamu ngga teriak-teriak gitu pas aku lagi main. Yang ada aku kalah. Ada apa, sih?” balas Jeongguk manyun.
Namun sepersekian detik kemudian, terpancar senyum tulus dari wajahnya—melihat sahabatnya kelewat senang malam ini.
“Liat, dong, Jims barusan ngirimin DM, ngirim—” Taehyung mengambil napas dan aba-aba sebelum ia kembali teriak. Ia sudah kembali melompat-lompat dengan tidak santai—seperti sedang berada diatas trampolin keras.
“Iya, Taehyung, Jimin ngirim DM apa?” tanya Jeongguk lembut sambil memperhatikan sahabat didepannya dengan sayang.
“HONNE. HONNE MAU KONSER DI SINI, GGUKIE!!! WHAT THE HELL—please excuse my word—GGUKIE, WE HAVE TO GO! I AM SO IN. PLEASE THIS IS OUR FAVOURITE ONE, GGUKIE. PLEASE!” teriak Taehyung heboh seperti sedang berada di stadion olahraga.
Jeongguk yang mendengar Taehyung menyebutkan nama HONNE, langsung menjawab dengan histeris juga. “WHAT!?”
Pasalnya, grup musik itu beberapa sekali datang untuk perform, namun selalu saja ada halangan bagi mereka untuk menonton.
Maka, ketika Taehyung melihat tanggal yang tertera pada halaman akun Instagram festival itu dan mengetahui bahwa mereka akan perform tiga bulan dari sekarang dan jatuh pada saat weekend, Taehyung langsung lewat kegirangan.
Blessed—lagu spesial yang menjadi favorit Taehyung beberapa minggu setelah mereka menghadiri konser HONNE. Malam itu, saat mereka sedang berada di jalan pulang, Taehyung mendengar seorang penyiar radio mengatakan bahwa penyanyi laki-laki itu akan tampil pada salah satu acara jazz tahunan.
Dan alasannya karena—
“Ggukie, this song reminds me of you, somehow. I don't know, maybe, we have to watch Daniel Caesar perform on Jazz Night Festival, five months from now? I have spare my money just to see him perform.
“And yeah, only if you want to come, because I don't know if this is your kind of vibes or not. Soalnya aku nggak pernah dengar lagu ini di mobil kamu...”
Yang akhirnya diamini oleh Jeongguk dengan anggukan kecil dan diam-diam menghadiahi Taehyung dengan dua buah lembar tiket VIP Jazz Night Festival dengan tulisan “Daniel Caesar's Special Performance” dua bulan kemudian.
Yang tentunya, membuat Taehyung seketika itu menangis dan menghambur kedalam pelukan Jeongguk sambil terisak. Mengucapkan terima kasih entah berapa banyaknya, yang dibalas oleh Jeongguk dengan tertawa renyah dan,
“You're so welcome, Taehyung. Happy birthday, my best friends.”
Begitu banyak potongan memori yang memiliki tempat tersendiri di hati Jeongguk—yang membuatnya yakin akan menyanyikan kedua lagu itu di hadapan semua orang malam ini.
—
Lagu pertama berhasil dibawakan oleh Jeongguk dengan lancar. Walaupun pada awalnya, ia sedikit gugup karena ini adalah kali pertama ia berada di panggung dan disaksikan oleh semua orang.
Dari atas panggung, Jeongguk melihat baris depan diisi oleh para sahabat dan teman-temannya; Yugyeom duduk di samping Eunwoo dan Mingyu yang sedang terlihat asik membicarakan sesuatu berdua; di sampingnya sedang duduk Yoongi yang beberapa kali terlihat menguap—sepertinya temannya itu sudah mengantuk.
Lalu di sampingnya, terlihat Jimin yang sedang memegang lengan kursi di tangan kanannya, dan tangan kirinya menggenggam tangan sahabatnya.
Tangan Taehyung.
Taehyung terlihat indah sekaligus tampan malam ini. Sahabatnya itu memutuskan untuk sedikit memberikan surprise pada Jeongguk, dengan mengecat rambutnya menjadi blonde.
Kata Taehyung tadi saat Jeongguk menghampirinya. “Tenang aja, Ggukie. Aku udah minta permission untuk ngecat rambut sama guru BP. Hehehe, and it stays prolly a week, jadi ngga permanen-permanen amat, gitu...” yang ditanggapi dengan tertawa renyah namun speechless dari mulut Jeongguk.
Taehyung terlihat seperti malaikat, batinnya dalam hati.
Jeongguk membuat Taehyung menangis sejak lagu pertama ia nyanyikan. Rasanya ia ingin turun dari panggung saat itu juga dan menghapus air mata yang rembes dari sepasang mata indah sahabatnya.
Tapi belum, Jeongguk tidak boleh turun dan menghampiri Taehyung. Belum saatnya.
Saat Jeongguk kembali ke atas panggung dan akan menyanyikan lagu kedua, ia sempat memberikan hint dan menatap lekat kedua mata sahabatnya yang sedari tadi sudah mengunci dengan mata Jeongguk.
“This is my second song, dedicated to you.” Jeongguk menatap Taehyung lekat sambil menunjuk ke arah sahabatnya. “I know you will like it, since this was one of our songs back when we went to that music festival.”
Taehyung yang mendengarnya langsung membelalakan matanya; Jeongguk melihat betapa terkejutnya Taehyung, sambil meremas tangan kiri Jimin terlalu kuat.
Sahabatnya itu terlihat hampir menangis.
Jeongguk hanya bisa tersenyum dan memejamkan matanya sebelum ia mengambil napas dan bernyanyi.
“Everywhere that I go, everywhere that I be If you are not surrounding me with your energy I don't wanna be there, don't wanna be anywhere Any place that I can't feel you, I just wanna be near you.”
Jeongguk dengan pelan dan selaras mengikuti cover instrumen yang ia buat beberapa hari lalu dengan bantuan Yoongi.
Ia menghayati setiap kata dalam lirik sambil menatap sahabatnya lekat.
Oh God, I am so in love with him.
Jeongguk membatin sambil menatap sahabatnya yang sudah menutup mulutnya dengan tangan kirinya; terlihat air mata Taehyung sudah membasahi kedua pipinya yang lembut itu.
“And yes, I'm a mess but I'm blessed To be stuck with you Sometimes it gets unhealthy We can't be by ourselves, we We'll always need each other, and Yes, I'm a mess but I'm blessed To be stuck with you I just want you to know that If I could I swear I'll go back Make everything all better, whoa”
Jeongguk mendengar lambat laun orang-orang yang berdiri di hadapannya ikut menyanyi bersamanya.
Ia tersenyum sambil tetap menyanyikan lagu favorit Taehyung dengan fokus. Jeongguk ingin sahabatnya itu merasakan apa yang ia rasakan saat ini melalui lirik lagu ini.
“It's the things that you say It's the way that you pray Pray on my insecurities I know you're feeling me I know sometimes I do wrong But hear the words of this song When I go I don't stay gone for long Don't know what's going on”
Kedua mata Taehyung yang sudah buram bertemu dengan Jeongguk. Melihat sahabatnya di atas panggung, menyanyikan lagu favorit mereka—dengan memori indah dibaliknya, sontak membuat Taehyung lemas sambil terus menangis.
Jeongguk terlihat dengan indah menyanyikan lagu mereka sambil terus menatapnya lekat.
Ia tahu lirik apa yang akan datang setelah ini. Taehyung hafal betul.
“And I'm coming back home to you And I'm coming back home to you”
Taehyung menangis, kedua matanya buram.
Semua kekhawatiran, keresahan, keraguan Taehyung akan cinta, dan semua trauma yang ia alami selama ini seperti luntur dengan sendirinya; bersamaan dengan derasnya air mata yang tumpah hanya lewat satu kalimat yang Jeongguk nyanyikan.
Ia tahu, selama ada Jeongguk, ia tidak perlu khawatir.
Ia tahu, selama ada Jeongguk, ia akan selalu dicintai sebagaimana dirinya pantas dicintai.
Taehyung sibuk menangis dan menutup matanya sambil menunduk, tidak menyadari bahwa sahabatnya diatas panggung pun merasakan hal yang sama.
Jeongguknya ikut menangis.
—