magnolia ; i got you • 531

cw ⚠️ slightly steamy kissing scene(?)


You're so warm, Jeonggukie, I don't want to go.”

Taehyung berbisik pelan dengan suaranya yang berat, persis di telinga Jeongguk, membuat bulu kuduk disekujur tubuh kekasihnya itu meremang. Jeongguk lantas hanya tersenyum sumringah, tangan kirinya menarik tangan kanan Taehyung yang sedari tadi sedang mengusap pelan perutnya turun naik.

Entah sudah berapa menit mereka berdua tenggelam dalam keheningan masing-masing, sambil berpelukan diatas kasur, tentu saja. Beberapa saat lalu, Jeongguk membuka tirai tebal di ruang tengah karena sudah siang. Setelah membuat segelas kopi pahit untuk dirinya sendiri, ia lantas membuatkan minuman coklat panas untuk kekasihnya. Tidak lama kemudian, Taehyung mengirim pesan untuk menanyakan keberadaannya.

Ah, pas sekali, batin Jeongguk sambil tersenyum.

Ia lalu bertukar pesan dengan kekasihnya, sambil meminta pria itu untuk menggosok giginya. Jeongguk terkekeh saat mengetik pesan itu, tapi ia tidak peduli, he wants to have his morning kisses.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi saat ini, matahari sudah agak tinggi dan menembuskan panasnya, memasuki jendela kamar apartemen Jeongguk. Hangat. Pendingin ruangan yang masih menyala dengan suhu paling dingin sepertinya sebentar lagi akan kalah dengan panas dari luar itu.

Jeongguk memandang lurus ke arah luar jendela, masih menaruh kepalanya pada lengan Taehyung sebagai bantal. Sedangkan kekasihnya itu, sedari tadi masih sibuk mendaratkan ciuman bertubi-tubi pada belakang kepala Jeongguk dan telinganya bergantian.

Taehyung masih mengecup belakang kepala dan telinga Jeongguk malas, membuat kekasihnya itu merasa geli. Ia pun merasakan Taehyung mengecup tengkuknya, menghembuskan napas yang hangat tepat dilehernya. Berusaha menyembunyikan kedua pipinya yang ikut menghangat, Jeongguk lantas menggenggam tangan Taehyung kemudian, menautkan jari-jemari mereka berdua.

“Sayang, ayo cepat mandi. Kamu nanti kalau ketiduran, susah lagi banguninnya,” pinta Jeongguk sambil terkekeh, mendengar kekasihnya itu langsung mengerang protes karena usulnya. Jeongguk yang masing menggenggam tangan mereka berdua, lantas menariknya dan mengecup punggung tangan Taehyung berkali-kali. “Waktu kita nanti sore 'kan masih banyak, Tae. You still can kiss the fuck out of me again later today.”

Taehyung yang masih menempelkan bibirnya pada leher kekasihnya itu lantas tersenyum, merasakan getaran tubuh Jeongguk akibat tertawa didadanya.

This is Taehyung's favorite position though; Jeongguk's body is curling like a little spoon yet looks like a mini burrito, everytime he hugs his boyfriend from behind.

Ia lalu mengangkat tubuhnya sedikit, menyangga beban tubuhnya dengan sikunya agar tidak menimpa Jeongguk. Taehyung lalu melepaskan tangan kanannya yang masih digenggam oleh Jeongguk untuk memegang dagu kekasihnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Ia menolehkan wajah pria itu untuk menghadapnya, membuat Jeongguk akhirnya menatap sepasang manik hazelnya lekat-lekat.

Wajah mereka saat ini hanya berjarak tidak lebih dari sepuluh sentimeter. Mereka berdua dapat merasakan hembusan napas masing-masing. Hangat. Jeongguk rasanya ingin tenggelam dalam napas Taehyung itu sekarang juga.

Sweetheart, I told you, I really don't want to go. My lucky charm will not be there,” bisik Taehyung sambil memajukan wajahnya lagi, berusaha mengikis jarak diantara mereka berdua. Jeongguk lantas menggeser tubuhnya sedikit, mencari posisi nyaman karena lehernya mulai terasa nyeri. Ia menyampingkan tubuhnya, setengah menghadap ke arah Taehyung.

Jeongguk merasakan bibir Taehyung menyapu bibirnya lembut, pun hidung kekasihnya yang mancung itu menyentuh hidung bangirnya.

But since we're here, may I ask you to give your kisses as my lucky charm instead, Jeonggukie?” Taehyung bertanya, menarik wajahnya sedikit untuk menatap mata bulat miliknya. Jeongguk lalu tersenyum, menunjukkan gigi kelincinya pada pria kesayangannya dan mengangguk pelan.

Taehyung hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil mengusap pelan lengan Jeongguk.

Pria yang lebih muda dari Taehyung dua tahun itu melihat kekasihnya berusaha memposisikan tubuhnya nyaman. Ia menahan beban tubuhnya dengan kedua siku tangannya yang ia tumpu disamping kepala Jeongguk.

Damn, I love you, Jeonggukie,” kata Taehyung kemudian, memajukan wajahnya untuk mencium dahi kekasihnya terlebih dahulu, meninggalkan beberapa kecupan disana. Bibir kasar milik Taehyung itu lantas mengarah turun, mencium batang hidung kekasihnya. Jeongguk refleks memejamkan matanya, merasakan kasih sayang kekasihnya melalui kecupan itu. Taehyung pun mengambil waktu sebentar untuk mencium kedua kelopak mata Jeongguk, mengapresiasi seluruh wajah kekasihnya dengan ciuman.

“Tae—!,” panggil Jeongguk sambil meringis, memukul pelan lengan kekasihnya yang sedang tertawa karenanya. Taehyung menggigit hidung Jeongguk hingga terasa memerah. “Jangan gigit hidung aku! Sakit! Nanti merah!”

Jeongguk terlihat sedang melirik tajam ke arahnya, membuat Taehyung lantas hanya bisa tertawa terbahak-bahak sambil mengusap hidung kekasihnya itu dengan ibu jarinya pelan. “Iya, iya, maaf, sayang. Gemes soalnya.” Tidak ada respon yang dapat Jeongguk berikan selain tersenyum sumringah. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya, mengalungkannya pada leher pria itu.

Ia menarik Taehyung mendekat untuk mencium hidung mancung kekasihnya, lalu menarik kepalanya agar dapat menatap Taehyung tepat pada kedua matanya. I am so grateful, you know?, kata Jeongguk tanpa suara pada Taehyung.

I love you too, Taehyungie,” bisik Jeongguk lagi kemudian.

Tersenyum lebar karenanya, Taehyung lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Jeongguk untuk mencium kekasihnya itu. Ia pun mengatur ritmenya, tidak ingin terburu-buru seperti sedang mengejar sesuatu. Malah sebenarnya, ciuman itu termasuk ciuman malas. Ritme yang Taehyung atur sangat lambat. But he loves it.

Lidah Taehyung menyapu bibir Jeongguk, mengecap rasa kopi hitam yang tertinggal pada bibirnya.

Pahit.

Namun tidak masalah, it's Taehyung's favourite, though. Jeongguk's lips.

Seperti layaknya merasakan kopi hitam yang dicampur dengan coklat, Jeongguk mengernyitkan dahinya. Aneh, pikirnya, sesaat sebelum tersadar bahwa ia hendak membalas ciuman Taehyung. Ia pun tersenyum lalu menekankan bibirnya pelan pada bibir Taehyung.

Kissing Taehyung is one of his favorite things to do, selain memeluk kekasihnya itu seharian, bepergian dengan Taehyung, atau bahkan hanya bermalas-malasan di apartemennya.

Segala kegiatan yang ia lakukan berdua dengan Taehyung adalah hal favoritnya.

Taehyung memagut bibir bawah Jeongguk, menariknya dengan kedua bibirnya dan tersenyum kemudian. Berciuman dengan Jeongguk selalu membuat Taehyung hampir mabuk. Ia lalu menggeser bibirnya untuk mencium dagu Jeongguk, lalu mencium rahang yang selalu menjadi kebanggaan kekasihnya itu.

My jawline is literally an asset, Taehyungie. Well, selain mata, bibir, hidung, dan mata aku, sih, kata Jeongguk beberapa waktu lalu.

“Tae, kamu kapan mandinya, ini sudah jam berapa—” kata Jeongguk terdengar seperti menggerutu, mencoba mengatur napasnya dan suaranya yang sudah ingin berteriak.

Bulu kuduknya meremang, merasakan Taehyung mengecup lehernya tiga kali, tepat pada tahi lalatnya. Sepertinya Taehyung memang sengaja seperti ini untuk mengerjainya. Kekasihnya itu tahu persis bahwa ia mudah sekali merasa geli, terutama bagian lehernya.

Taehyung hanya terkekeh kemudian, mencium bibir kenyal Jeongguk lagi sekilas, sebelum akhirnya mengangkat tubuhnya dari sana. “Alright, alright. Aku mandi sekarang.”

Jeongguk merasakan beban pada kasurnya berkurang, saat melihat Taehyung menjulurkan kakinya ke lantai untuk turun. Ia pun dengan cepat menarik selimutnya untuk menutupi kepalanya, menyembunyikan semburat merah dipipinya yang terasa panas seperti kepiting rebus.

Sesaat, Jeongguk kembali merasakan tubuh Taehyung mendekat, membuat Jeongguk lalu menyibakkan selimutnya. Taehyung tengah mendekatkan wajahnya lagi, mencium dahi Jeongguk dengan sayang.

Thank you, Jeonggukie. Aku sudah nggak deg-degan lagi sekarang.”

Ia pun mengangguk, mengangkat tangannya dan menangkup wajah Taehyung, lalu mencium pipi kekasihnya.

It's my pleasure, Tae. Sudah sana kamu mandi.”

Jeongguk melihat Taehyung menegakkan tubuhnya untuk melangkah dari sana, saat tiba-tiba kekasihnya itu menggelitiknya, tepat pada kedua lekuk pinggangnya.

“Aduh—! Taehyung sialan! Geli, tahu! Sini kamu!” Jeongguk berteriak kencang, masih merasakan geli dipinggangnya, mencoba menegakkan tubuhnya untuk mengejar Taehyung.

Namun pria itu, dengan cepat beranjak dari tempat tidur Jeongguk, berlari ke luar kamar untuk menyambar handuknya kemudian yang tergantung didepan pintu sambil tertawa terbahak-bahak.

I'm sorry, baby! I'm sorry!