magnolia ; i got you • 496
Dingin, sangat dingin. Hujan deras yang mengguyur daerah Bandung dan sekitarnya beberapa hari ini membuat udara di kota itu terasa dingin. Belum lagi vila milik Namjoon yang terletak sedikit jauh dari pusat kota, cenderung mendekati daerah atas kota Bandung. Kabut sempat menyelimuti sekitar vila itu beberapa jam lalu, membuat udara semakin dingin.
Sore tadi, saat semua sedang melakukan kegiatan masing-masing—Mingyu, Yugyeom, dan Eunwoo mengeksplor daerah sekitaran vila milik Namjoon; Jimin dan kekasihnya yang sedang pergi ke beberapa toko tanaman—Namjoon ingin membeli bonsai baru untuk rumahnya, Taehyung dan Jeongguk masih tertidur pulas karena kelelahan sepulang dari menonton festival di Cikole.
Mereka berdua tidak kesulitan untuk segera tertidur pulas, terutama Taehyung, karena seharian sudah lelah akibat menyetir perjalanan berangkat menuju festival. Sedang Jeongguk, sangat mudah untuknya karena kekasihnya yang hangat itu memeluknya erat. Jeongguk tahu, jika kepalanya sudah menyentuh bantal, ia pasti akan segera tertidur pulas. Apalagi dengan hangat tubuh Taehyung, dan kekasihnya itu yang merengkuh tubuhnya dari belakang, membuat ia yakin bahwa tidak membutuhkan waktu lama hingga ia tertidur. Ia juga sempat menyeduh teh chamomile untuk dirinya dan Taehyung sebelum tidur.
Saat ini, sepasang kekasih itu sedang duduk di halaman vila beratapkan tenda dengan menyalakan api unggun kecil untuk menghangatkan tubuh mereka.
Mereka pun sempat menyiapkan makan malam; beberapa potong sushi yang dibuat oleh Jeongguk sore tadi dan melon with jamon sebagai makanan penutup yang dibuat oleh Taehyung hanya dalam waktu lima menit.
Jeongguk hanya tersenyum dan mengiyakan saat Taehyung tadi mengajaknya makan malam hanya berdua saja di halaman. Sedang teman-temannya sedang menyantap makan malam mereka di dalam; kakak Taehyung sempat memasak Aglio e Olio dengan irisan tuna sebagai makan malamnya, Jimin, dan juga teman-teman Jeongguk.
Udara dingin Bandung saat itu tidak mengurungkan niat Taehyung untuk mengajak kekasihnya makan malam sederhana di luar ruangan. Sebenarnya, mereka berdua sudah menghabiskan waktu berdua saja di pinggir danau sore tadi. Jeongguk membuka sesi curhat yang berujung membuat Taehyung menangis hebat dan menaruh kepalanya dipangkuannya. Jeongguk hanya terkekeh melihat kekasihnya, sambil sesekali menyisir surai hitam Taehyung yang tebal itu.
Jeongguk pun tahu dan sadar betul bahwa teman-temannya sudah melihat dirinya dan Taehyung di luar. Ia lalu hanya menjulurkan lidahnya meledek ke arah vila, ke tempat di mana teman-temannya terutama Jimin melihatnya dan Taehyung sehabis berciuman.
Mengingatnya, Jeongguk hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
“Sushi-nya enak nggak, Tae?” Jeongguk bertanya pada Taehyung yang sedang sibuk mengunyah gumpalan nasi dengan sepotong salmon belly diatasnya itu. Rasa penasaran membuat Jeongguk akhirnya mengambil sumpit yang sudah ia sediakan di samping piring dan lalu mengambil sepotong sushi buatannya.
Taehyung lalu membelalakan matanya dan mengacungkan ibu jarinya sambil mendesah, merasakan kelezatan makanan buatan Jeongguk yang sederhana itu. “Enak banget, Jeonggukie. You're a good cook, sayang,” katanya pada kekasihnya sambil mengunyah, membuat Jeongguk lantas melirik ke arah Taehyung tajam.
“Kunyah dulu, Taehyung. Jangan ngomong sambil makan.” Jeongguk tertawa lalu memajukan kepalanya, mendekat pada wajah Taehyung. Ia lalu terkekeh sesaat sebelum mengetuk pelan dahi Taehyung dengan sisi lain sumpitnya.
Kekasihnya itu hanya bisa meringis sambil memegang dahinya. “—duh, sakit, sayang. Kirain kamu minta dicium,” kata Taehyung sambil mengusap dahinya beberapa kali.
Ia lalu melihat Jeongguk di depannya hanya tertawa kecil sambil menutupi mulutnya.
Taehyung hanya bisa tersenyum teduh sambil memandangi kekasihnya dengan tatapan sayang. Well, he always does, though.
Ia menelan makanannya dan menyambar sebotol air mineral yang terisi penuh di depannya. Taehyung lalu meletakkan sumpitnya di atas piring berisi sushi dan mengulurkan kedua tangannya untuk menarik wajah Jeongguk yang masih tertawa geli.
“Tae—”
Belum sempat Jeongguk menyelesaikan kata-katanya, kekasihnya itu sudah mengecup bibirnya cepat. Terdengar erangan Jeongguk karena kaget dan suara tawa Taehyung disela-sela ciuman itu.
“Down payment dulu, ya, ciumnya. Nanti lagi.” Taehyung berkata santai, menyandarkan tubuhnya lagi di kursi lipat yang ia duduki. Ia lalu mengambil gelas berisi minuman bersoda di depannya dan menegaknya hingga habis.
Sementara Jeongguk masih mengerjap-ngerjapkan matanya sambil mencoba menyembunyikan semburat merah dikedua pipinya. Ia pun merasakan pipinya menghangat.
His kisses always do things to my heart, batin Jeongguk.
“Tae... Untung makananku sudah aku telan. Kalau nggak, aku keselek tadi,” keluh Jeongguk sedikit mengomel, melirik tajam ke arah kekasihnya dengan bibirnya yang manyun. Kekasih Taehyung itu terlihat lucu jika sedang seperti ini. Taehyung rasanya ingin menyudahi makan malam mereka kali ini untuk mencium dan memeluk Jeongguk semalaman.
“I missed your lips, Jeonggukie. Hehe,” kata Taehyung santai sambil tersenyum, mengerling ke arah kekasihnya yang sedang melirik ke arahnya tajam. Taehyung melihat Jeongguk menunduk lalu berdeham, mengambil botol air minumnya kemudian.
Satu hal unik yang Taehyung baru sadari beberapa minggu sebelum ia dan kekasihnya menjalin hubungan adalah Jeongguk selalu mengepalkan salah satu tangannya jika ia sedang menegak minumannya dari botol. Sepasang mata indah Jeongguk yang serupa seperti bambi selalu membulat saat ia melakukannya.
Taehyung seringkali tidak bisa menahan hasratnya untuk mengambil handphonenya dan mengabadikan kebiasaan pria itu. Namun Taehyung bersyukur hal itu selalu ia urungkan. Ia sekarang sudah bisa menyaksikannya sehari-hari.
Mereka berdua saat ini hanya menikmati suara serangga malam yang cukup keras, namun tidak sampai memekakkan telinga mereka. Dalam keheningan, Jeongguk terlihat sedang memejamkan kedua matanya dan menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi lipat yang kuat itu.
Sedang Taehyung hanya tersenyum melihat kekasihnya yang sepertinya sudah mulai mengantuk lagi.
Ia lalu melihat speaker portable milik Jeongguk yang diletakkan tidak jauh dari piring untuk menyajikan sushi. Taehyung lantas memiliki ide. Ia mengambil speaker portable itu dan menyambungkannya dengan handphone miliknya.
Tidak lama waktu berselang, Jeongguk yang sedang memejamkan matanya, menikmati suara serangga malam yang cukup keras, tiba-tiba mendengar lagu jazz favorit Taehyung mengisi keheningan. Jeongguk membuka matanya perlahan, lalu mengangkat kepalanya. Ia akhirnya bertemu mata dengan Taehyung di hadapannya. Kekasihnya itu ternyata sudah lebih dulu memandangnya lekat-lekat.
Somewhere, someday we'll be close together Wait and see Oh, by the way This time the dream's on me
Suara merdu Annie Ross dengan iringan bass saxophone dan drums sangat cocok dengan suasana saat ini. Secara tidak sadar, Taehyung sudah memejamkan kedua matanya dan menggerak-gerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri mengikuti irama lagu. Ia mendengar Jeongguk terkekeh geli mendengar tingkah laku kekasihnya.
“I really want to dance with you with this song, someday, sayang,” kata Taehyung membuka kedua matanya, lalu mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Jeongguk. Kekasihnya itu hanya tersenyum simpul, mengulurkan tangannya pula untuk menyambut tangan Taehyung.
You take my hand And you look at me adoringly But as things stand This time the dream's on me
“By the way, Jeonggukie, soal yang tadi sore...,” ujar Taehyung memulai pembicaraan diantara mereka.
It must be fun To be certain that I'm the one To know that I, at least, supply the shoulder you cry upon
Taehyung sempat menceritakan mengenai keluarganya pada Jeongguk, terutama ayahnya yang secara tiba-tiba mengetahui hubungannya dengan kekasihnya. Ia terheran dengan ibunya yang terang-terangan memberitahunya bahwa beliau sudah menceritakan mengenai Jeongguk pada ayahnya. Sedangkan ia sendiri tahu betul, ia belum siap menceritakan pada ayahnya. Ini bukan masalah ia belum yakin dengan Jeongguk, tidak sama sekali. Namun ia hanya takut Jeongguk belum “satu kapal” dengannya.
Namun Taehyung lalu teringat dengan pesan panjang lebar yang dikirim oleh Jeongguk tadi saat mereka sedang bicara di bench, membuatnya tersadar bahwa sebenarnya, Jeongguk benar-benar sudah “satu kapal” dengannya.
The matter now is how to tell Jeongguk that he wants to start sailing the ship to the next destination.
“Ya, Tae? Kenapa?”
To see me through Till you're everything you want to be It can't be true, but This time the dream's on me
“Apa kamu sudah siap kalau suatu saat nanti aku ajak kamu ketemu dengan keluarga aku? Someday, Jeonggukie?”