magnolia ; i got you • 441

Taehyung merasa aneh, melihat Jeongguk sedang duduk di sampingnya, di sisi kemudi. Kekasihnya itu bertukar posisi dengannya untuk pertama kali. Jeongguk sudah menawarkan dirinya—tidak, ia memaksa—untuk menyetir dari kantor hingga mereka sampai di Bandung nanti. Sekeras apapun Taehyung menolak permintaan Jeongguk tadi pagi, kekasihnya itu hanya mengangguk tanda mengerti. Namun, ya, saat mereka akan berangkat tadi siang, Jeongguk tiba-tiba menghampiri Taehyung di mejanya yang sedang lengah lalu menyambar kunci mobilnya. Taehyung hanya bisa berdecak lalu menggelengkan kepalanya heran.

Sepertinya Jeongguk ingin sekali menyetir siang ini?

Tetapi tak apalah, lebih baik Jeongguk dituruti daripada Taehyung harus melihat kekasihnya sendiri kehilangan moodnya.

“Ya aku mau gantian sama kamu, Tae. Masa kamu yang selalu nyetir? Aku kayak ndoro banget, dong. Nggak apa, lah. Nanti kita gantian, kamu yang nyetir saat pulang. Ya?” Pinta Jeongguk sedikit memaksa, menekankan intonasinya pada beberapa kata. Membuat Taehyung yang sedang membereskan bagasi mobilnya—untuk Jimin menaruh kopernya—hanya tersenyum dan akhirnya tertawa renyah.

“Ya, oke, Jeonggukie. Boleh kok,” jawab Taehyung sambil menghampiri kekasihnya hanya untuk mencubit pelan kedua pipinya. Taehyung melihat Jeongguk lantas mengepalkan kedua tangannya, menggerak-gerakannya di udara sambil berteriak 'yes!'

Jimin yang sedang sibuk memasukkan kopernya dan beberapa tas jinjing—berisi snacks untuk mereka selama di Bandung, jas hujan ponco, boots miliknya, dan tetek-bengek lainnya yang dirasa perlu untuk dibawa—lantas hanya dapat berkomentar asal. “Nanti juga tiba-tiba Taehyung maksa gantian sama lo, kalau lihat lo capek dikit. Biar lo istirahat. Lihat aja.”

Mendengar sahabat kekasihnya berujar demikian, Jeongguk lalu menjulurkan lidahnya ke arah Taehyung dan Jimin. “Nggak ada, ya! Nggak mau gantian. Aku... aku sudah lama nggak nyetir ke Bandung. I miss the feeling.” Jeongguk akhirnya berkata pada Taehyung dengan sedikit memelas.

Jujur, kesibukan karena pekerjaan membuat Jeongguk jarang sekali bepergian ke luar kota dengan menyetir sendiri. Dahulu, jika Jeongguk hendak bepergian ke luar kota, ia lebih memilih menggunakan jasa kereta api.

Sekarang rasanya ia ingin sekali merasakan kembali kemahirannya beraksi di jalan.

Taehyung lalu dengan mudahnya mengiyakan permintaan Jeongguk sambil mengecek kembali barang-barang mereka. Eunwoo, Yugyeom, dan Mingyu sudah sedari tadi selesai memasukkan barang-barang mereka di bagasi mobil Eunwoo. Tak lupa Yugyeom dan Mingyu membantu Eunwoo untuk mengecek oli dan air radiator mobil, karena bagaimanapun, mereka akan menempuh perjalanan jauh ke Bandung. Jeongguk sudah mengingatkan Taehyung untuk melakukan hal yang sama tadi pagi, sebelum mereka berdua bertolak dari apartemen Jeongguk dan berangkat ke kantor.

Sebelum berangkat, Jeongguk tidak lupa mengucapkan doa dalam hati, meminta perlindungan dan kelancaran selama perjalanan ke Bandung.

Akhirnya setelah semua siap, Jeongguk lalu menstarter mobil Taehyung yang gagah itu, mengambil waktu sebentar untuk menyetel GPS yang ada di dasbor mobil Taehyung, dan menginjak pedal gas terlebih dahulu, mengawal perjalanan mereka kali ini.

;

Jimin terdengar sedang sibuk melakukan komunikasi satu arah dengan layar handphonenya, membuat Taehyung seketika paham bahwa sahabatnya itu sedang melakukan video call dengan Namjoon. Sedari tadi, Jimin tidak berkomentar sama sekali saat Taehyung dan Jeongguk sedang membicarakan sesuatu hal lalu tertawa terbahak-bahak. Jeongguk melihat dari kaca spion tengah bahwa rekan kerjanya itu sedang mengenakan earphone.

Pantas saja ia tidak bergeming, batin Jeongguk.

Taehyung sebenarnya sudah ingin mengulurkan tangannya dan menarik tangan kiri Jeongguk dari kemudi untuk ia pegang. Namun sepertinya kekasihnya itu lebih nyaman menyetir dengan kedua tangannya. Maka skin contact yang hanya dapat Taehyung lakukan adalah dengan menaruh tangannya pada sandaran kepala milik Jeongguk. Taehyung menaruh tangannya di sana, sambil sesekali mengusap-usap puncak kepala kekasihnya itu pelan.

Sesekali Taehyung pun menarik tangannya dari sandaran kepala Jeongguk untuk menyentuh pipi kekasihnya itu dan mengusapnya dengan punggung tangannya. Taehyung mendapati dirinya sendiri tersenyum melihat Jeongguk hanya melirik sekilas padanya, lalu dengan pelan mendorong pipinya untuk lebih menempel pada punggung tangan Taehyung.

“Sayang, capek nggak?” Taehyung bertanya sambil berbisik pada Jeongguk, tidak ingin mengganggu Jimin yang saat ini terdengar sedang asyik membicarakan tanaman milik Namjoon di Bandung.

Jeongguk lantas hanya menggumam pelan lalu menggelengkan kepalanya. “Nggak kok, Tae. Kamu kalau ngantuk, tidur aja nggak apa. I'm totally fine.” Ia lalu melemparkan senyumnya pada Taehyung di sampingnya, yang terlihat memajukan kepalanya mendekat ke arah Jeongguk.

Tanpa aba-aba, Taehyung mendaratkan ciuman pada pipi Jeongguk singkat, tak lupa bibirnya menyunggingkan senyum yang masih menempel pada pipi Jeongguk. Aksi Taehyung barusan membuat Jeongguk lalu menggeram dan melepas tangan kirinya dari setir untuk mencubit lengan Taehyung.

“Tae! Kalau mau cium tuh kasih aba-aba dulu kenapa sih?!” Jeongguk mengomel sambil mendesis, membuat Taehyung tertawa terbahak-bahak sambil meraih tangan Jeongguk. Ia lalu meninggalkan beberapa ciuman pada punggung tangan kekasihnya.

“Iya, maaf, Jeonggukie. Habisnya, aku pasti nggak akan dibolehin kalau tadi kasih aba-aba dulu. Jadi aku modal nekat aja. I needed to kiss you, can't resist, sayang. Sori.” Taehyung menjawab sekenanya sambil tersenyum. Taehyung lalu menarik tangannya kembali dan memposisikannya di belakang kepala Jeongguk lagi.

Jeongguk hanya bisa melirik tajam, sesaat sebelum ia dan Taehyung mengaduh, merasakan pukulan yang cukup keras pada pundak mereka.

“Jangan pacaran di sini,” kata Jimin santai, membalas perkataan Taehyung siang tadi, yang membuat mereka bertiga akhirnya tertawa terbahak-bahak.

Lalu lintas hari ini cukup sepi, mengingat mereka berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan. Taehyung sempat mengecek kembali aplikasi Google Maps yang ada dihandphonenya sebelum berangkat. Ia memastikan bahwa selama perjalanan tidak akan ada kemacetan, agar Jeongguk tidak terlalu lelah menyetir.

Selama perjalanan, Jeongguk mempersilahkan Taehyung memilih lagu apapun untuk mereka dengarkan dan nyanyikan. Merasa tidak berhasil menemukan lagu yang pas untuk mereka dengarkan saat ini, akhirnya Taehyung mencari lagu favoritnya pada aplikasi itu dan menyetel lagunya.

Saat ia memilih lagu yang dirasa pas untuk menemani perjalanan mereka ke Bandung, Jeongguk lalu menoleh sekilas, terlihat mengernyitkan dahinya bingung.

“Ini lagunya Alextbh, sayang. Nanti dia ada perform juga di festival. Kamu belum pernah dengar yang ini, ya?” Jelas Taehyung sambil mengklik tombol heart pada aplikasi Spotify milik Jeongguk, bermaksud menambahkan lagu favoritnya pada playlist Jeongguk.

Jeongguk hanya bisa menggelengkan kepalanya, sambil mencoba mengikuti irama lagu yang memenuhi seisi mobil Taehyung dengan beatnya yang membuat Jeongguk jatuh cinta. Tentu, liriknya yang benar-benar pas dengan hubungan antara ia dan Taehyung saat ini. Jimin pun terdengar ikut memukul-mukul tangannya pada pahanya sendiri, berusaha mengikuti instrumen lagu yang terdengar oleh mereka.

This bar's about to close so, we should head home right now...” Jeongguk mendengar Taehyung bernyanyi mengikuti lagu berjudul 'Like That' itu. Ia hanya bisa tersenyum mendengar suara rendah Taehyung yang sangat seksi ditelinganya. “The gin's finally hit me, guess I should just let it out...”

Taehyung bernyanyi dengan sangat menghayati, mengekspresikan setiap lirik dengan tangannya ke sana ke mari, membuat Jeongguk hanya dapat melirik ke arah kekasihnya sambil terkekeh.

Hmm, don't need explaining, no, I'm not complaining, when our hands are touching, bodies do the talking, hands on the steering wheel. I stole a glance and I'm locked in...” Taehyung berhenti sebentar, menggeser tubuhnya dan mengubah posisi duduknya untuk memandangi Jeongguk di sampingnya, lalu memulai lagi. “How can I resist, when you look at me like that?”

Jesus Christ, I'm the one who can't resist, guys.” Jimin memotong, berkomentar dari jok belakang, membuat Jeongguk yang kedua pipinya sedang memerah karena Taehyung langsung tertawa keras. Sedang Taehyung dari joknya langsung memutar tubuhnya menghadap belakang, lalu menepuk lengan Jimin keras.

“Bajingan, gue lagi serenading Jeongguk, Jim! Bener-bener lo, ya,” keluh Taehyung sambil mendesis. Jimin dan Jeongguk tidak henti-hentinya tertawa; dengan alasan yang berbeda. Jimin tertawa karena melihat sahabatnya sekarang benar-benar kelewat romantis, sedang Jeongguk melakukannya karena ia ingin menyembunyikan rasa geli karena kupu-kupu sepertinya sedang main komidi putar diperut dan dadanya.

Jeongguk hanya dapat menggelengkan kepalanya sambil terkekeh geli mendengar Taehyung dan Jimin saat ini tengah memperdebatkan gaya pacaran antara mereka berdua, dengan Jimin dan kak Namjoon.

Ditengah-tengah suara keras Taehyung dan Jimin, Jeongguk berusaha menikmati lagu favorit Taehyung yang sedari tadi masih terdengar dari speaker mobil. Jeongguk yang sedari tadi sedang memperhatikan jalan tol yang kosong sambil mengetuk-ngetukkan jari-jarinya pada setir, lantas membelalakan matanya saat mendengar lirik lagu itu lagi.

I'll pour over your skin I'll put my words in your mouth This is what it feels like Love without a second of doubt

Mendengar itu membuat Jeongguk tersenyum lebar. Ia tersenyum lebar dan merasakan sepertinya sebentar lagi kedua pipinya akan terasa pegal. Taehyung tidak pernah lupa untuk mengatakan dan meyakinkan Jeongguk bahwa ia mencintai Jeongguk.

Kekasihnya itu tidak pernah absen mengutarakan rasa cintanya padanya, setiap saat, dengan cara yang berbeda-beda.

Jeongguk lantas berpikir, Taehyung sepertinya ingin mengatakan padanya bahwa dirinya mencintai Jeongguk tanpa ragu-ragu.

Sesederhana menyanyikan lagu favoritnya pada Jeongguk agar ia tahu.

Jeongguk pun membatin dalam hati, oh Tuhan, I love him too, without a second of doubt. I hope he knows that.